Banten : Prayascita |
A.
Banten
Prayascita
Memiliki susunan sarana-sarana (tetandingan) yang merupakan simbol-simbol yang
sarat denngan makna religius. Seperti halnya dalam banten prayascita. Prayascita berasal
dari suku kata pra-yas dan cita, yang didalamnya mengandung arti penyucian dari
segala kesedihan atau juga kekotoran. Banten ini biasanya dipergunakan bila
seseorang melakukan penglukatan (menghilangkan sebel/ kekotoran). Selain itu
terkadang banten prayascita juga di gunakan untuk mengupacarai barang-barang
yang bernilai ekonomis (misalnya, membeli sepeda motor baru atau barang-barang elektronik lainnya).
B.
Unsur-Unsur
Dalam Banten Prayascita Serta Maknanya
- Sampian nagasari memiliki makna memohon sarining merta (hasil yang murni untuk kehidupan)
- Penyeneng biasa (madya) memiliki makna kehidupan kehadapan sang hyang siwa
- Pebersih
- Tamas gede atau nyiru dan aled sebagai simbol windhu memiliki makna kekuatan penyucian (pawitra)
- an payasan
- Lis senjata, lis berasal dari kata “les”,yang artinya inti dan memiliki makna inti permohonan adalah kesucian
- Sampian padma
- Jajan uli, bagina,roti kukus,dan cerorot memiliki makna bahwa manusia berterimakasih atas anugerah yang di berikan berupa pikiran sehingga mampu mengolah sesuatu yang bisa menjadi suatu karya seni yang indah baik dari rasa juga tampilanny
- Tape gede,pinang,tebu adalah simbol manusia yang menghuni bumi sebagai bagian dari alam ini
- Tempat nasi dari kelongkong
- Coblong berisi daun dapdap yang diulek diisi sedikit air
- Peras tulung sayut (sorohan alit/ tebasan alit)
- Daun cabe bun,daun dapdap dan padang lepas
- Payuk pere berisi toya yang bercampur dengan bunga tunjung,cempaka putih/kuning(bunga yang serba harum)
- Beras kuning bertempatkan takir
- Bungkak yang di kasturi (bungkak nyuh gading)
C.
Tetandingan atau isi dari banten di bawah ini
1. Pebersihan payasan
- Celemik yang berisi : tebu, sisig, daun pucuk diiris, boreh miik, lengis miik dan daun ilalang yang telah diikatkan dengan benang tetebus
- Ituk-ituk yang diatasnya isi sampian, kemudian diisi bunga dan kembang rampe
- Adapun susunan tetandingannya terdiri atas: iluk-iluk diatas,ceperdi bawah kemudian diikat dengan tali.
- Alas ceper slepan bungkulan
2. Banten sorohan alit/tebasan adalah
simbol “penebusan”. Misalnya penebusan daripada kekurangan-kekurangan atau
kesialan-kesialan. Pada banten pengulapan,prayascita, byakaonan, banten ini
sering ada. Banten ini terdiri dari : peras tulung,sayut, penyeneng alit.
- Tulung diisi nasi
- Tumpeng 2 buah
- Bantal tape, jajan uli, bagina
- Sampian plaus diisi bunga
- Celemiknya diisi kacang saur
- Tumpeng 2, pisang,tebu diiris, bantal tape, jajan uli, bagina
- Sampian sayut diisi bunga
- Tepung dan dapdap, beras, tebu, bunga tunjung, yang diiris menjadi satu
- Benang tetebus
Susunannya : penyeneng alit paling
atas, peras tulung di tengah, sesayut paling bawah, diikat dengan tali.
3. Lis senjata
Penggunaannya di sesuaikan dengan besar kecilnya banten yang menyertainya. Jenis tetuwasanliasnya terdiridari : tangga menek, tangga tuwun, jan, sesapi, lilit linting, basang ngude, basang wayah, lawat buah, lawat nyuh, tipat pusuh, tipat tulud, sasap, takep jit lis.
Penggunaannya di sesuaikan dengan besar kecilnya banten yang menyertainya. Jenis tetuwasanliasnya terdiridari : tangga menek, tangga tuwun, jan, sesapi, lilit linting, basang ngude, basang wayah, lawat buah, lawat nyuh, tipat pusuh, tipat tulud, sasap, takep jit lis.
Lis
senjata adalah lis yang di pakai pada banten prayascita dan padudusan. Lis
senjata reringggitannya menggambarkan senjata para dewa seperti senjata Dewa
brahma di sebut gadha, dewa iswara bajra, dewa mahadewa nagapasa, dewa wisnu
cakra, dewa siwa padma, dewa sambhu trisula, dewa mahesora dupa, dewa rudra
moksala, dan dewa sangkara di sebut angkus.
D.
Cara Penataan Banten Prayascita
- Nyiru atau tamas gede di siapkan, kemudian diisi aled. Diatasnya di susuni pisang, tebu, tape gede, jajan uli, bagina,apem,roti rebus, cerorot dan sebagainya.
- Kemudian diteben (dibelakangnya) diisi nasi celongkong ( bundaran dari janur yang diisi tri kona ). Tatakannya adalah daun tabio bun yang jumlahnya ganjil. Di atas nasi celongkong di tancapi dengan padang lepas dan muncuk daun dapdap.
- Selanjutnya diisi pula sorohan alit atau tebasan alit dan pebersihan payasan. Toya wadah pere diatasnya diisi tekir berisi beras kuning dan bunga campur. Disertai lis senjata, coblong yang ada daun dapdap diulek, diatasnya disusuni dengan sampian padma.
- Setelah itu barulah diisi penyeneng dan sampian nagasari
Keterangan : Dicoblong tempat padma
terdapat padma dan daun dapdap yang telah di ulek kemudian di campur
dengan yeh bungkak, (air kelapa gading). Campuran dapdap dan air bungkak
tersebut dicolekan pada telapak tangan warga banjar yang kemudian diusap-usap.
Sedangkan air bungkak dituangkan ke
dalam payuk (priyuk) pere di campur dengan beras kuning dan bunga dalam satu
tempat yang terbuat dari daun pisang. Selanjutnya lis senjata di pergunakan
untuk memerciki tirta itu di kepalapa warga banjar. Ada yang memerciki di
kepalanya sendiri-sendiri, ada juga yang minta tolong pada orang lain.
Banten prayascita difungsikan untuk
menetralisir leteh atau sebel. Misalnya setelah uasai upacara ngaben, maka di
balai banjar oleh masyarakatnya telah dipersiapkan banten prayascita tersebut.Jika seseorang tidak nyaman
melakukan beramai-ramai, maka dia akan membuat sendiri banten prayascita
tersebut untuk dipergunakan sendiri. Untuk melukat, maka banten prayascita ini
harus dihaturkan oleh pemangku/sulinggih, yang mungkin saja di tambah lagi
banten rentetannya. Dipakai juga untuk mengupacarai barang-barang yang bernilai
ekonomis seperti: mobil, motor, mesin jahit, dan lain sebagainya. Fungsi dan
tujuannya adalah untuk keselamatan pemakaiannya agar barang-barang yang baru di
beli tersebut tidak membawa sial.
Tag :
Banten