Banten : Saiban |
Makna dari banten jotan atau segehan saiban ini adalah yadnya sesa sebagai ungkapan terima kasih atau rasa syukur masyarakat Hindu Bali kepada Tuhan, bhuta kala dan sebagai ungkapan terima kasih kepada benda-benda ciptaan-Nya yang telah banyak berjasa dalam kehidupan di dunia ini.
Tetandingan Banten Saiban ini meliputi :
Nasi dengan alas daun pisang atau daun pohon yang lainnya yang berukuran kurang lebih 5 cm. Lauknya sesuai dengan apa yang dimasak. Artinya, tidak ada suatu keharusan untuk menghaturkan lauk tertentu. Apa yang dimasak oleh masyarakat Hindu Bali, itulah yang menjadi lauknya.
Segehan atau banten jotan saiban ini dipersembahkan pada :
- Tempat memasak
- Batu pengasah
- Sapu
- Lesung/lumpang dengan alunya
- Tempayan / tempat air.
Segehan saiban hendaknya dipersembahkan hanya kepada alat-alat tersebut (Swarsi, 2003: 84).
Dalam kepercayaan masyarakat Hindu Bali, alat-alat seperti tersebut di atas memiliki jasa yang amat besar dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, apapun yang dimakan oleh mereka harus dipersembahkan kepada alat-alat tersebut.
Sěgěhan saiban dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Hindu di Bali tidak hanya dipersembahkan kepada peralatan tersebut di atas, tetapi juga kepada dewa-dewa atau manifestasi Tuhan dan bhuta kala di setiap tempat yang umumnya digunakan sebagai tempat persembahyangan seperti tempat beras, pelangkiran, halaman rumah, sanggah / merajan, lebuh atau jalan.
Tag :
Banten